Sabtu, 13 Agustus 2016

Dutch East Indies (Indonesia) Negara Asia Pertama di Piala Dunia

       Berbicara sepak terjang tim nasional Indonesia saat ini mungkin tidak jauh dari kekecewaan akan sebuah prestasi. Untuk berprestasi di kancah internasional bahkan di asia tenggara saja Indonesia selalu gagal dalam beberapa tahun terakhir. Ditambah dengan kisruh yang tak kunjung henti yang terjadi di internal federasi yang seakan menjadi musuh dalam selimut.

Sejak awal tahun 2000 hingga sekarang Sejarah mencatat bahwa  Indonesia Tiga kali menjadi Runner-up di piala Tiger ( kini bernama Piala AFF). Di ajang antar negara-negara asia tenggara tersebut  merah putih harus tunduk tiga kali di partai final. Masing-masing dari Thailand (2002), Singapura (2004), dan terakhir dari Malaysia (2010). Dan dua kali tampil di even terbaik sepak bola asia yaitu Piala Asia 2004 di China  dan jadi tuan rumah piala asia 2007 bersama Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Sayang dari dua ajang tersebut Indonesia harus terhenti di babak grup.

Namun jika melihat kembali kebelakang, tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka yaitu pada tahun 1938. Dutch East Indies atau Hindia belanda yang merupakan cikal bakal negara Republik Indonesia, ikut berpartisipasi dalam Jules Rimet Cup di Prancis yang sekarang disebut Piala Dunia.



Ikut sertanya  Hindia Belanda mewakili zona asia bersama jepang tanpa harus melewati babak kualfikasi. Tetapi jepang memundurkan diri karena sedang dalam keadaan perang dengan China.

Fifa pun mengakui bahwa Indonesia adalah  negara  Asia pertama yang tampil di Piala Dunia meskipun baru merdeka 7 tahun kemudian.

Pada Piala Dunia edisi ketiga  itu, nama-nama yang terdaftar dalam skuad inti Hindia belanda terdapat nama pribumi dan keturunan Tionghoa. Pemain-pemain  itu adalah Sutan Anwar, Tan Djien, A. Nawir, Tan Mo Heng, Survarte Soedarmadji, Tjaak Partiwael, Hans Taihuttu dan Pelatihnya  asal belanda, Johannes Christoffel van Mastenbroek.

Format Kompetisi yang saat itu masih menggunakan sistem gugur dan mengharuskan tim Hindia belanda bertemu Hungaria. Hasilnya Hindia Belanda dicukur 6-0 dan harus angkat koper lebih awal.

Maklum saja,  Hungaria dibawah asuhan pelatih legendaris Victorio Pozzo merupakan tim unggulan. Mereka bahkan hampir menjadi juara andai tidak takluk dari Italia 2-4 di final. Tim Hungaria kala itu diperkuat bintang-bintang pada zamannya, seperti Gyorgy Sarosi, Gyula Zsengeller. Dua orang itu kemudian masuk daftar 3 besar pencetak gol tersubur dalam piala dunia 1938

Meskipun hanya memainkan satu laga dengan nama Dutch East Indies, tetapi kisah di Perancis 1938 itu menjadi satu satunya catatan sejarah Indonesia di ajang Piala Dunia.

Tentu sangat sulit untuk bisa mengulang sejarah itu saat ini.  Mengingat sangat sulit untuk lolos dari kualifikasi zona asia yang kini didominasi kekuatan asia timur dan negara-negara timur tengah.

Untuk jadi sebuah  tim sepak bola yang diperhitungkan di ajang internasional, tidak cukup hanya dengan potensi dan bakat yang dimiliki, tetapi juga federasi yang mampu menjalankan kompetisi dengan sehat dan memiliki pembinaan pemain yang berkelanjutan. Sehingga talenta-talenta berbakat pun menjadi tak terbuang sia-sia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar